Sebagaimana yang ditulis Conforti dalam suratnya kepada Kardinal Ledochowski, kini ia mewujudkan hal itu. Ia berniat membeli sebuah gedung di Parma, tidak jauh dari seminari. Untuk keperluan itu tidak ada kekurangan dana. Ayah Conforti, yang meninggal pada bulan Maret 1895, telah mewariskan kepada puteranya itu salah satu tanah milik keluarga keluarga di Ghiara, di daerah Fontanellato. Dengan penghasilan yang diperoleh dari tanah pertanian itu, dan dengan dorongan Uskup Francesco Magani, uskup yang menggantikan Mgr. Miotti, Conforti membeli sebuah gedung di Borgo del Leon d’Oro, berdekatan dengan seminari. Ketika dana yang tersedia habis, Penyelenggaraan Ilahi turun tangan. Berkat kemurahan hati seorang wanita penderma yang tak dikenal, pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat.
Pada tanggal 3 Desember 1895, bertepatan dengan pesta Santo Fransiskus Xaverius, Serikat yang baru diresmikan dengan dihadiri oleh Uskup Parma, banyak imam dan para pendukung. Serikat itu secara resmi diserahkan kepada perlindungan Santo Fransiskus Xaverius, Rasul Timur Jauh.
Kelompok pertama calon-calon misionaris Serikat itu terdiri dari tujuh belas orang pemuda yang berasal dari berbagai paroki di keuskupan itu. Kebanyakan dari mereka adalah siswa sekolah menengah tetapi terdapat juga seorang mahasiswa teologi dan seorang imam, Pater Caio Rastelli, yang merasa tertarik kepada kehidupan sebagai misionaris. Conforti mengangkatnya sebagai wakil rektor untuk membantunya dalam tugas sehari-hari penyelenggaraan serikat. Jabatan itu memberikan tanggung jawab yang cukup besar kepada Rastelli, karena waktu Conforti sering terkuras oleh tugas-tugasnya sebagai Vikaris Jenderal keuskupan.
Dua tahun pertama berlalu dengan cepat. Jumlah calon meningkat menjadi tiga puluh enam orang, sehingga rumah di Borgo del Leon d’Oro menjadi sempit untuk menampung sedemikian banyak anggota. Conforti menyadari kebutuhan mendesak untuk mendapatkan sebuah gedung lain yang lebih besar. Karena itu pikirannya disibukkan dengan mencari cara-cara untuk menggalang dana demi keperluan itu. Ada yang menyarankan untuk mencarinya melalui lotre nasional, tetapi untuk rencana semacam itu diperlukan izin dari pemerintah Italia. Meskipun mendapat dukungan dari para pejabat gereja, syarat-syarat yang ditetapkan oleh pemerintah sama sekali tidak dapat diterima, sehingga gagasan itu terpaksa ditinggalkan.
Pantang menyerah, Conforti memikirkan cara-cara lain untuk menggalang dana. Pada awal Tahun Yubile 1900 di beberapa Keuskupan timbul gagasan untuk mendirikan salib di puncak bukit dan gunung sebagai peringatan akan penebusan. Conforti mengajukan usul lain untuk wilayah keuskupannya. Ia mengusulkan untuk mendirikan sebuah monumen hidup, yakni monumen yang akan menjawab suatu kebutuhan yang paling mendesak. Di dalam suratnya kepada ketua komite Regional di Bologna, ia mendesak komite supaya memusatkan semua usahanya untuk pendirian sebuah serikat untuk daerah Misi di Luar Negeri yang bertujuan mewartakan pesan Salib ke seluruh dunia. Sayangnya, usul itu ditolak dengan alasan bahwa proyek yang diajukan Conforti itu hanya akan menjawab kepentingan setempat. Apakah mewartakan Injil ke seluruh dunia “hanya untuk menjawab kepentingan setempat saja?” Dengan sedih hati Conforti berpaling kepada Allah di dalam kebutuhannya itu. Ia mengharapkan terjadinya mukjizat.
Suatu mukjizat pastilah terjadi, karena pada tanggal 24 April 1900 terjadilah peletakan batu pertama gedung serikat di Campo di Marte, di luar Porta Farini. Di dalam “mukjizat” itu peranan yang dimainkan oleh arsitek Carlo Pelleri dari Collecchio tidak dapat dilupakan. Sekalipun bukan seorang yang rajin ke gereja, ia menawarkan jasanya dengan cuma-cuma untuk seluruh pekerjaan proyek itu. Bagian yang terakhir dari “mukjizat” itu terjadi berthaun-tahun kemudian, ketika Conforti sebagai uskup Parma, berada di samping ranjang si arsitek dan menguatkannya dalam menghadapi ajalnya.
Berdirinya gedung serikat merupakan tanda pertama yang konkrit bahwa cita-cita Conforti mulai menjadi kenyataan, sedang fondasinya yang sebenarnya adalah iman Conforti sendiri akan kehendak Allah serta penyelenggaraanNya yang penuh kasih. Dengan berdirinya gedung serikat, hati Conforti bergelora membayangkan para misionarisnya mengikuti jejak santo Fransiskus Xaverius. Uskup Magani pasti menangkap pikiran Conforti, sebab pada saat peletakan batu pertama dalam upacara peresmian pembangunan ia mengatakan: “Dari sarang ini rajawali-rakawali muda akan terbang membawa iman kepada orang-orang yang masih hidup di dalam kegelapan dan meringkuk di dalam bayangan maut, dan jiwaku akan tergerak oleh penglihatan tentang keajaiban-keajaiban yang akan mereka hasilkan.”
dari tempat ini lah rajawali muda itu terbang
Bersambung…
17.39
Mengenang Untuk Bersyukur



0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar Anda di sini. Terima kasih dan Tuhan memberkati Anda selalu